Setiap Awal Tentu Akan Ada Akhirnya

Malam itu tiba-tiba ponselku berdering. Ku lihat namamu tertulis di layar handphone ku. Kawan lama muncul kembali, belum lama ini ketemu di acara kondangan adiknya teman. Aku tak percaya jika itu kamu, karena bisa jadi itu hanya kepencet yang tak sengaja. Aku biarkan ponselku berdering agak lama. Kemudian aku angkat.

Kamu : "asslamu'alaikum"
Aku    : "wa'alaikumussalaam"
Kamu : "aku ga ganggu kamu kan malam-malam begini?"
Aku : " enggak kok. Ada apa ya?"
Kamu : "langsung saja ya, aku berniat untuk mengkhitbahmu. Bagaimana, kamu setuju, kamu tidak sedang dekat dengan orang lain?"
Aku : aku mengira itu hanya igau an mu di malam hari. "aku belum bisa jawab sekarang, aku harus istikhoroh dulu, iya memang tidak ada yang sedang dekat denganku"
Kamu: "baik, jangan lama-lama tapi ya jawabannya"
Aku : "insyaallah seminggu kemudian aku akan memberikan jawabannya.
Kamu : "baik, aku tunggu jawabanmu. Semoga itu adalah jawaban yang terbaik"
kamu : eh, sudah dulu ya, ada temanku datang. Ga enak malam² begini berisik.

Karena keyakinan yang begitu kuat bahwa kmu lah orang yang baik, shalih. Belum ada seminggu aku langsung memberikan jawaban "Aku tidak menolak, tapi ya itu aku harus wisuda dulu". "sudah sampai mana skripsinya?" "sampai bab 3 jawabku"

Esoknya, kami pun bertukar CV ditemani teman ku di depan rektorat UNY. Kamu datang lebih dulu dan mengirimkan sebuah pesan "di mana? Aku sudah digigitin nyamuk". Memang banyak sekali nyamuk di sana gede-gede dan ganas pula. "ini udah sampai, ga pp itung² sedekah ke nyamuk" jawabku. Aku kaget baju nya bisa kok samaaa warna biru dongker (apakah ini pertanda kalau kita......). Tanggal lahir pun sama,  yg beda hanya bulan dan tahunnya saja.

Setelah itu obrolan menjadi agak intens. Tapi aku ga pernah memulai obrolan lebih dulu. Kamu mulai mengirim gambar duit dinar dan dirham yang katanya buat mahar. 2 dinar 5 dirham. 2 dinar dan 8 dirham sepertinya bagus sesuai dengan tanggal lahirku. Kala itu aku baper banget. Ya iyalah, baru kali ini ketemu orang serius banget. Kamu juga ngirimin gambar anak kecil yang imut lucu kayak aku.  😆😆😆


Entah kapan rindu itu mulai menjamahku merangsek masuk ke dalam tulang-tulang ku. Yang ku Tahu, Kau sering hadir di dalam tidur malamku meskipun tak kuinginkan sekalipun. Hari-hariku banyak kuhabiskan di depan layar 5.5 inchi. Semakin hari aku semakin  sering membuka nya, terkhusus untuk 2 icon hijau media sosial yang terinstall di smartphoneku. sebut saja line dan watsap. Line untuk melihat postinganmu yang berisi nasehat-nasehat kehidupan, sedangkan watsap aku hanya ingin melihat last seen mu, kemudian memandanginya berjam-jam sampai terlihat tulisan "online" di profilemu. Ah senangnya tiada kira.  😈😈😈

Rasa senangku semakin bertambah ketika aku menerima sebuah pesan basi dari mu "lagi ngpain?" . Sebuah pertanyaan ketika seseorang tidak memiliki bahan obrolan dengan lawan biacara. Tidak segera aku balas pesan tersebut,  hanya ku pandangi beberapa saat, seraya memastikan apakah nyata atau tidak. ingin kubiarkan pesanmu menempel terus di inbox watsapku, kemudian ku balas satu hari kemudian. Karena satu hari saja kehidupanku tanpa chattmu  bagaikan sayur tanpa garam, anyep. (jangan muntah)

Satu bulan kemudian, dia bertanya "aku mau silaturrahim ke rumahmu, bolehkah?" "sama siapa?" rumahku jauh lho, emang berani?" kalau jadi sama teman, ya berani lah" iya tentu boleh. Aku kirim alamat lengkapku plus rute bus ke lampung. Karena suatu sebab, temannya ga jadi menemani akhirnya dia berangkat sendiri. Luar biasa tekadnya, karena lampung itu beda banget ga kayak di jawa. 3 harian dia menginap di rumah, ikut bapak ke sawah sampai pecah ban, ikut bapak tahlilan juga. ketika orang-orang bertanya itu siapa? "saudara ibu dari jember" malah ada yang bilang mirip bapakku. 😂😂😂

Kesimpulan silaturrahim adalah tetep aja aku  d bolehin nikah kalau sudah wisuda. 😢😢😢 terima kasih telah berjuang menempuh perjalanan yang begitu panjang nan melelahkan, Yah meskipun waktu itu salah ngasih rute bus karena jadwal hari itu ga ada bus yg ke rumahku. Karena capek, akhirnya Balik ke jogja pakai peswat dan ketika check in malah ketinggalan. Sampai jogja pas malam 1 ramadhan. Besoknya langsung meriang berhari-hari. Boleh jadi itu pengalaman tak terlupakan buatmu.

Waktu berlalu, aku pun tak kunjung selesai dengan studiku sedangkan kamu sudah begitu siap yah hanya tinggal ke penghulu saja. Fikiranku terbagi, skripsi nikah, skripsi nikah gitu aja terus. Sementara ayahmu sudah sakit²an, dan dia pengen segera ngasih cucu. keluarga ku pun tak ada yg mendukung. Akhirnya aku putuskan untuk mundur, menghilang dr kehidupanmu. Jika memang jodoh tak kan kemana, siapa tau jodohnya malah lebih dekat. Padahal dalem hati ngarep buanget

Beberapa bulan kemudian. Ga ada angin ga ada hujan, di hari ulang tahunku tiba² dia datang ke kost. Ada apa ya? Waktu itu aku masih deg²an. Aku lupa waktu itu ngobrolin apa. Yang ku ingat cuma "cepat selesin SKRIPSI nya" dia bilang katanya tadi siang juga ke sini tapi aku nya ga ada dia sempet nanya mba² papua. Waktu itu memang kamar sebelah anak papua. Padahal waktu itu aku ada di kamar dan tidur.  Tak di sangka itu adalah hari terakhir bertemu dengannya.

Setelah itu kita tak lagi bercakap di media sosial. Kamu sempat mengirim pesan ke temanku via line untuk menanyakan kabarku via temanku sudah selesai belum skripsinya. "jangan bilang²  ya". hai aku sudah tahu lho tanpa diberitahu.

Waktu berlalu, aku dan temanku ambil tawaran untuk jaga stand pameran di wanitatama. Karena kita memang wong selo. Aku iseng bertanya,
Aku : dia nanyain aku lagi ga? Enggak. Temen: Eh sebenernya dia itu.. Pernah... aduh aku ga enak bilangnya
Aku : ga pp cerita aja
Temen : waktu itu kan dia minta dicarikan, nah aku jodohin lah sama mbak kost ku. Tapi karna dia ga sabaran akhirnya mbak kost ku nolak
Aku : oooh, terus.. Terus....
Temen : abis itu dia ngajak nikah aku
Aku : iya kah?
Temen : iya. Dia bilang mau ke rumahku langsung ketemu bapak. Aku bilanh rumahku jauh loh, dia bilang ya ga papa aku siap ke sana.
Aku : dalem hati.. ya ampun, kata-kata itu kan pernah di sampein ke aku. hmmmm dasar laki² dimana mana sama aja.
Aku : terus kamu terima apa engga?
Temen : aku cuma kasih jawban, nanti ya aku pikirkan dlu sambil istikhoroh. Padahal waktu itu aku ya ga istikhoroh hhe
Aku : kamu ga enak ya sama aku?
Temen : iya lah, ga enak sam kamu
Aku : kalau ga ada aku, mgkin kamu terima ya?
Temen : belum tentu sih, aku ngerasa dia itu kayak ga serius, ga dapet ini masak temennya. Kayak asal aja gitu cari jodoh.
Aku : hhe kayaknya sih

Sejak saat itu seperti ada yang mengganjal di dalam sini. Aku jadi sebel sama dia, sama temenku juga sampe aku diemin temenku itu. Wah ternyata dia gitu ya. Hemmm yaudahlah kan udah berlalu.

Skip...
Suatu malam sebelum tidur aku buka facebook terlebih dahulu, aku tahu kok kalau facebook mu suka on off. Aku scroll ke bawah, dan mataku tertuju pada satu titik yaitu foto pernikahan unggahan dari rumah ta'aruf taman surga, kok kayak kenal. Ya Allah, ternyata itu dia.  Benarkan jodohnya ternyata dekat, masih satu kabupaten lagi. Sayapun sempat lihat video ijab qobulnya di youtube namun tak terlihat manten nya hanya suara yang terdengar, aku dengarkan dengan seksama dari awal hingga akhir.  Suaranya terdengar sangat jelas, Maskawinnya pun sama, 2 dinar 8 dirham. 😁😁😁 Ya Allah, aku kepo buanget.

Baarokallhulakuma wa barokah alaikuma wajama'a baina kuma fii khoiir. Selamat ya semoga menjadi pemimpin keluarga yang amanah.

Sebuah kisah tak harus berakhir indah, namun sebuah kisah yang berkahir penuh hikmah.

Tetap saja aku bercucuran air mata melihatnya. Ikhlas? Biarlah waktu yang menjawab 😂😂😂


Tak ada pertemuan yang sia2
Tiada guru yang lebih baik dari pengalaman.
Tiada guru yang lebih indah dari pengalaman. Setiap pengalaman mengandung hikmah di baliknya. Dari Pengalaman kita bisa belajar untuk lebih baik dalam menjalani hidup.

Aku pikir aku ini tak baik membiarkan seseorang yang sudah siap lahir bathin untuk terus menunggu tanpa kepastian. Bukan kah mensegerakan pernikahan itu adalah hal yang sangat dianjurkan bagi yang mampu? Aku tak mau jadi penghambat seseorang untuk menyempurnakan separuh agamanya.  Ia juga akan dikenalkan dengan seseorang tetangga rt nya, bukankah pilihan orangtua itu baik? Apalagi pilihan seorang ibu dimana syurga ada di bawah telapak kakinya. Bukankah Jarak yang dekat bisa memperlancar jalannya proses menuju pelaminan? Sedangkan rumahku begitu jauh harus nyeberang pulau dulu untuk sampai ke sana. Setelah ku pikir2
Ada beberapa pertimbangan yang menurutku aku harus mengatakan aku harus berhenti
1. Kuliah ku belum selesai
2. Orangtuaku bukan penganut paham bahwa nikah itu ga harus lulus dulu
3. Mba ku belum ikhlas kalau aku nikah duluan (tau sendiri mba ku sudah berumur tapi belum ktemu jodohnya) (ini yg paling memberatkanku)
4. Aku harus memperbaiki diri terlebih dahulu.

Sedih? Iya. Sakit? Banget. Galau? Apa lagi.
Seseorang yang menurut kita cocok, klik, bahkan bisa dibilang ia adalah sosok calon imam yang sangat baik, visi misi nya adalah untuk akhirat. Siapa yang tak suka dengan calon imam seperti ini? Seseorang yang akan membimbingmu ke Jannah Allah (insyaallah). Sholatnya, ngajinya, ibadahnya, akhlaqnya, semua yang ada pada dirinya menurutku baik.

Kata pak ustadz, kalau seseorang sudah jatuh hati maka ia akan melihat semuanya jadi baik. Mungkin ini yang dinamakan "cinta itu buta". Membutakan segala apa yang kita pikirkan tentangnya. Tiada celah sedikitpun untuk melihat sisi buruknya.

Kesalahan terbesar
Jatuh cinta sebelum waktunya. Jujur, dia itu bikin baper pake banget. Pada awalnya aku biasa saja, mungkin karena intensitas komunikasi yang ga penting ini yang bisa menumbuhkan benih2 rasa bahkan sekarang mungkin mulai berbunga "dan hari ini bakal bunga itu layu seketika". Komunikasi secara langsung ini lah yang menurutku fatal pake banget. Ya meskipun sudah lumayan kenal tapi yang namanya syaithan itu ada di mana-mana.

Harapanku
Harapanku ia mau menungguku, ingin ku berkata jangan terima tawaran dari orangtuamu, tapi apa boleh buat jujur pusing mikirin skripsi n nikah itu apalagi dari keluargaku tak ada yang mendukungku untuk nikah di waktu dekat. Tapi ya kok aku tega banget membiarkan orang lain menunggu begitu lama hiks hiks. Ya semoga ia dipertemukan dengan orang yang lebih baik dari ku yang hina dina ini. T.T aku pun dipertemukan dengan orang yg lebih baik darinya.
Bila memang jodoh, insyaalah nanti bakal ketemu. Kalau ga di dunia ya di akhirat nanti. :)

Inget kata ust. Syatori
Iman adalah teman terbaik kita, Kalau kita menghadapi masalah dengan iman, musibah yang menurut kita pahit akan terasa manis. Ya memang ini terbaik untukku. Nikmati saja apa yang terjadi, karena kita tak bisa lari dari semua itu. sedih, galau sakit, Semua akan berlalu berganti dengan sesuatu yang lebih indah. Ya Allah jagalah iman ini agar tetap setia menemani hidup ini.

Banyak belajar darinya.
Ia sering mengingatkan untuk sholat tahajjud, sholat wajib di awal waktu, sholat rawatib dan ibadah ibadah lainnya. Jadi muslim yang produktif, hijab nya disempurnakan, rapi. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Terima kasih ya Allah, Engkau hadirkan ia agar aku menjadi insan yang belajar menjadi lebih baik. Meskipun hanya sebentar. Maafkan hamba ya Allah. Atas segala kesalahan yang telah hamba perbuat.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keputusan

Pertama Kali Tes CASN